69ganjilgenap ~ Pasalnya, 60.000 struktur Maya kuno tersebut tersembunyi di balik hutan lebat. Cara penemuannya pun terbilang cukup rumit karena para ahli harus menggunakan pemindai laser berteknologi tinggi yang dikenal Light Detection and Ranging (LiDAR).
Marcello Canuto, salah satu penyididik utama proyek ini menyebut bahwa struktur tersebut ditemukan selama dua tahun terakhir melalui pemindaian sebuah wilayah di departemen utara El Peten, yang berbatasan dengan kota Meksiko dan Belize.
Penemuan struktur kuno mungkin bukan hal baru dalam dunia arkeologi. Tapi temuan di utara Guatemala ini membuat para arkeolog terpesona.
Canuto juga menyebut bahwa penemuan baru di Amerika Tengah ini mencakup pusat kota dengan trotoar, rumah, teras, pusat seremonial, kanal irigasi, dan benteng. Di antara temuan-temuan tersebut, juga terdapat sebuah piramida setinggi 30 meter yang sebelumnya diidentifikasi sebagai bukit alami di Tikal, situs arkeologi di Guatemala.
Selain itu, di Tikal, para arkeolog juga menemukan serangkaian lubang dan tembok sepanjang 14 kilometer.
Peradaban Maya sendiri mengalami puncak kejayaan di wilayah yang saat ini dikenal sebagai selatan Meksiko, Guatemala, beberapa wilayah kota Belize, El Salvador, dan Honduras pada tahun 250 hingga 950 Masehi.
Para peneliti menemukan struktur kuno ini setelah menggunakan pesawat yang telah dilengkapi dengan pemindai LiDAR. Selanjutnya, alat ini menghasilkan peta permukaan tiga dimensi dengan menggunakan cahaya dalam bentuk laser beritme (tidak kontinyu) yang terhubung pada sistem GPS.
Teknologi ini membantu peneliti menemukan situs arkeologi jauh lebih cepat daripada metode yang sudah ada.
"Sekarang tidak perlu lagi masuk ke hutan untuk melihat apa yang ada di dalamnya," ujar Canuto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar